Ayam Geprek Sa’i: Terenak di Pandaan, Sedekah untuk Penghafal Qur’an

Advertisement

Mungkin banyak dari Teman Traveler yang belum pernah mendengar nama Ayam Geprek Sa’i. Popularitasnya memang masih jauh dibanding kedai ayam geprek milik salah satu artis, namun hal tersebut tak menghalangi niat saya untuk iseng mampir ketika sedang mengisi bensin di SPBU Kuti, Pandaan.

Saya penasaran lantas kedai Ayam Geprek Sa’i mengangkat konsep ala resto cepat saji, namun belum begitu ramai. Tanpa pikir panjang, saya dan suami lantas masuk untuk memilih beberapa menu andalan mereka.

Dari Jogja ke Pandaan

Tempat memesan dan kasir (c) Ariza Ekky Saputri/Travelingyuk

Ayam geprek memang termasuk kuliner hype dan banyak peminatnya, apalagi bagi para generasi muda yang doyan masakan pedas. Menurut beberapa sumber, sajian ini bermula dari inovasi yang diciptakan Bu Rum, seorang pengusaha kuliner asal Jogja. Hingga kini, kedai ayam gepreknya sudah memiliki beberapa cabang di Kota Pelajar.

Melihat kesuksesan tersebut, banyak orang lantas tertarik membuka bisnis serupa. Ayam Geprek Sa’i salah satunya. Usut punya usut, kedai ini ternyata juga berpusat di Jogja.

Menu Beragam dengan Harga Terjangkau

Deretan meja dan kursi (c) Ariza Ekky Saputri/Travelingyuk

Dari namanya saja tentu Teman Traveler bisa menebak bahwa ayam geprek jadi menu andalan di sini. Namun jangan salah, mereka juga punya sajian lain yang tak kalah nikmat. Kalian bisa memesan ayam crispy original, lele, tahu, tempe, terong, nasi goreng, kwetiauw, steak, serta burger.

Banderol harga yang dipasang di kuliner Pandaan ini bisa dibilang cukup bersaing. Sepadan dengan cita rasa dan suasana resto. Cukup bermodal Rp9.500, Teman Traveler sudah bisa menebus paket ayam original plus nasi dan teh. Sementara untuk ayam geprek a la carte, paling murah dibandrol Rp11.000.

Cita Rasa Menggugah Selera

Dua porsi Ayam Geprek Sa’i (c) Ariza Ekky Saputri/Travelingyuk

Ayam crispy di sini terasa sangat renyah. Dagingnya lembut dan juicy. Sangat cocok ketika disandingkan bersama sambal bawang. Begitu digeprek, ayam akan mengeluarkan sedikit minyak dan aroma yang tercium sangat menggugah selera.

Teman Traveler bisa memilih bagian sayap, paha bawah, paha atas, maupun dada. Masing-masing dibanderol dengan harga berbeda.

Sambal bawang di tempat ini tidak diuleg di atas cobek, melainkan diblender kasar. Kadang ada bawang putih yang masih utuh.

Aneka pilihan menu (c) Ariza Ekky Saputri/Travelingyuk

Proses pembuatan ayam gepreknya juga beda dibanding tempat lain. Di sini ayam digeprek dulu seadanya, sebelum ditambahkan sambal di bagian atas. Jadi sambalnya tidak dicampur hingga merata seperti di kedai lain.

Sambalnya tidak pelit alias banyak banget. Sayangnya, pelanggan tidak bisa memilih level kepedasan. Menurut pegawainya, standar yang digunakan rata-rata lima cabai. Namun bagi saya, rasanya seperti 10 cabe lebih. Pedasnya sampai bikin kepala kesemutan, tangan gemetar, tenggorokan dan bibir panas, serta ingur keluar deras hahaha. Tapi beneran, enak banget dan bikin nagih.

Sedekah untuk Penghafal Qur’an

Salah satu sudut area makan (c) Ariza Ekky Saputri/Travelingyuk

Resto ini dijalankan dengan sistem manajemen syariah. Mereka menerima franchise dengan sistem kemitraan bagi hasil, Semua makanan yang dijual dipastikan halal. Setiap hari Jumat, kedai Ayam Sa’i juga rajin memberkan promo. Teman Traveler bisa nambah nasi sepuasnya. Pas banget dikunjungi jika kalian sedang kelaparan. 

Ayam Geprek Sa’i juga sering memberikan sedekah makanan untuk para penghafal Qur’an dan mengadakan event terkait. Tak hanya mengutamakan keuntungan, mereka ternyata juga memikirkan sumbangsih untuk sesama. Bagi Teman Traveler yang penasaran, selain di Pandaan, kuliner asli Jogja ini juga sudah membuka cabang di Demak, Solo, Purbalingga, Malang, Gresik, Jombang, dan Kediri.

Advertisement
Tags
Indonesia Jawa Timur kontributor kuliner pandaan Pandaan Travelingyuk
Share