Menakjubkan! 4 Bangunan Bersejarah Ini Gunakan Putih Telur Sebagai Perekatnya

Advertisement

Di zaman dulu, bangunan pasti menggunakan bahan-bahan sederhana sebelum semen tercipta. Salah satunya adalah putih telur yang digunakan untuk perekat supaya dinding tetap kokoh. Nah, menariknya, Indonesia punya beberapa bangunan bersejarah yang sampai saat ini gunakan putih telur untuk perekatnya. Penasaran apa saja? Kita lihat uraian di bawah ini.

1. Masjid Raya Sultan Riau 

bangunan gunakan putih telur
Masjid Raya Sultan Riau via instagram/buruhurban

Bangunan pertama yang masih menggunakan putih telur adalah Masjid Raya Sultan Riau. Berlokasi di Pulau Penyengat, ada cerita menarik saat memutuskan menggunakan putih telur pada bangunannya. Pada saat Sultan Abdurrahman berencana memperbesar masjid ini, ia meminta warga setempat untuk membantu merenovasi tempat ibadah tersebut. Bantuannya pun tidak harus menggunakan tenaga, tapi boleh dalam bentuk uang atau makanan. Nah, salah satu makanan yang disumbang lebih adalah telur. 

Saking banyaknya, telur yang dikonsumsi para pekerja pun tersisa. Daripada mubazir, sang arsitek yang ditunjuk oleh Sultan Abdurrahman berinisiatif menggunakan putih telur sebagai campuran untuk pasir dan kapur agar terlihat lebih kokoh, sedangkan kuningnya dikonsumsi.

Alhasil, masjid yang memiliki pondasi tiga meter tersebut mampu memiliki dinding yang cukup tebal, sampai 50 meter. Tidak heran, Pemerintah Indonesia menjadikan Masjid Raya Sultan Riau sebagai situs cagar budaya yang patut dilestarikan. 

2. Jam Gadang 

bangunan gunakan putih telur
Jam Gadang via instagram/thia_sbrn19

Selanjutnya, ada Jam Gadang yang juga memakai putih telur sebagai perekatnya. Putih telur ini digunakan sejak pembangunannya pada tahun 1926. Namun sampai saat ini, bangunan yang mempunyai tinggi sekitar 26 meter tersebut tidak mengalami kerusakan sama sekali. Menariknya lagi, Jam Gadang ini juga tak menggunakan rangka besi sebagai penyangganya. 

3. Masjid Bawah Tanah Tamansari 

Sumur Gumuling via instagram/rdtaa

Putih telur ternyata juga digunakan pada Masjid Bawah Tanah Tamansari atau kerap disebut dengan Sumur Gumuling.  Walaupun terbuat dari putih telur, namun ruangan ini sangat tidak amis sama sekali. Bangunan ini sangat kokoh bahkan selalu bertahan dari gempa-gempa yang mengguncang Jogja. Di saat bangunan sekitarnya runtuh dan tidak bisa dipugar lagi, Masjid Sumur Gumuling Tamansari ini tetap berdiri. 

4. Benteng Somba Opu  

Sisa Benteng Somba Opu via instagram/imam_ardhy

Benteng Somba Opu dibangun pada 1525. Putih telur diandalkan sebagai bahan perekat bangunan yang dibangun oleh Sultan Gowa ke IX Daeng Matanre Karaeng Tumapa’risi Kallona.

Benteng yang sempat menjadi pusat perdagangan pada abad 16 itu memiliki luas 1.500 hektare. Bangunan tersebut dipagari oleh dinding tebal. Sayangnya, bangunan setinggi 7-8 meter itu dihancurkan oleh VOC pada 1669. Kondisi reruntuhan bangunan Benteng Somba Opu semakin parah karena sering terendam ombak pasang.

Itulah deretan bangunan bersejarah yang gunakan putih telur sebagai perekatnya. Hal ini membuktikan bahwa ilmu arsitektur zaman dulu tidak kalah hebat dengan sekarang. Bahkan, bangunan-bangunan tersebut masih kokoh berdiri hingga saat ini. Bagaimana, sangat menakjubkan bukan? 

Advertisement
Tags
bangunan gunakan putih telur Bukittinggi Indonesia Makassar Riau Wisata Yogyakarta
Share