Menyambangi Pura Hindu terbesar di Bali

Advertisement

Apa yang terlintas kalau mendengar Pulau Bali? Pasti teringat dengan Pulau Seribu Pura dong? Sudah pernah mendengar dimana keberadaan pura paling besar di Bali? Yak, jawabannya adalah Pura Agung Besakih. Pura Besakih tidak hanya memiliki satu pura saja, tetapi di dalamnya terdiri dari beberapa pura, itu yang membuat Pura Agung Besakih menjadi pura yang paling besar.

Pura Agung Besakih/Shintanur Mutiara

Pura Besakih memiliki 1 pusat pura yang dinamakan Pura Penataran Agung Besakih, terdapat 18 pura pendamping, 1 buah Pura Basukian, dan 17 pura lainnya. Semua pura itu berada dalam satu kompleks yang sangat besar. Pura ini menjadi tempat peribadatan umat Hindu yang paling besar, tapi tenang, kalian sangat boleh kok untuk berkunjung dan berkeliling di kompleks pura.

Pura Besakih juga sudah terkenal sampai ke mancanegara, dan dikenal sebagai Ibunya pura di Bali. Ketika kalian berkunjung, tak jarang juga akan menemui wisatawan mancanegara yang berkunjung, bahkan ada juga dari mereka yang melakukan ibadah di pura ini. Selain terkenal karena kemegahan dan besarnya pura ini, Pura Besakih juga terkenal karena lokasinya yang sangat ciamik. Pura Besakih terletak di dataran tinggi, tepat berhadapan dengan Gunung Agung. Kalau tidak mendung, kalian bisa menyaksikan kemegahan Gunung Agung di balik pura. Kalau kalian suka fotografi juga, tempat ini sangat recommended!

Gunung Agung/Shintanur Mutiara

Kalau mau tahu tentang sejarah singkat dari Pura Besakit, berikut sejarahnya, dulunya Pulau Jawa dan Pulau Bali masih menjadi satu dengan sebutan Pulau Dawa yang berarti panjang. Selanjutnya Rsi Markandeya, seorang tokoh Hindu dari India yang sudah menetap di Jawa,  bertapa di Gunung Hyang atau Gunung Dieng di Jawa Tengah. Beliau mendapatkan wahyu untuk merambas atau membabat hutan dari selatan sampai utara. Setelah sampai di suatu tempat, Rsi Markandeya menanam kendil yang berisikan logam dan air suci.

Logam yang ditanam terdiri dari logam emas, perak, tembaga, besi, dan perunggu yang kemudian oleh orang Bali disebut pancadatu. Selain kelima logam itu, turut juga ditanam permata yang disebut Mirahadi atau mirah utama. Tempat inilah yang dinamakan Basuki, yang berarti selamat, karena Rsi Markandeya dan anak buahnya selamat dalam misi pembabatan hutan ini. Dengan berjalannya waktu, nama Basuki berubah menjadi Besakih, sampai sekarang.

Pura Besakih/Shintanur Mutiara

Pura Agung Besakih berlokasi di Desa Besakih, Kecamatan Rendang, Kabupaten Karangasem, Bali. Jam buka wisata ini dari pukul 08.00 WITA sampai 17.00 WITA, tetapi kalau ada dari kalian yang ingin beribadah maka pura ini buka 24 jam. Tiket masuk ke Pura Besakih sebesar Rp 30.000,00 untuk domestik, dan Rp 60.000,00 untuk mencanegara. Dari tiket tersebut, kalian udah dapat kain penutup atau jarik, guide lokal, dan termasuk tiket parkir.

Ada satu tips untuk kalian yang ingin berkunjung ke Pura Besakih, pastikan jika kalian membawa kendaraan langsung saja parkir di depan tangga pura, jangan di depan toko-toko yang berada di samping jalan. Karena, ketika kalian turun dari kendaraan akan ada banyak penjual sajen atau canang yang akan menghampiri kalian dan memaksa kalian untuk membelinya.

Yuk pergi ke tempat baru!

Advertisement
Tags
Bali Gunung Agung Pura Besakih Wisata Pura di Bali
Share