Museum Fatahillah, Menelisik Sudut Sejarah Kota Tua Jakarta

Advertisement

Sebelum menjadi ibu kota Indonesia, Jakarta pernah dikenal dengan sebutan Batavia, kawasan yang berfungsi sebagai pusat kegiatan pemerintahan dan perdagangan. Jejak sejarah tersebut masih bisa ditemukan di beberapa sudut, seperti Museum Fatahillah di area Kota Tua Jakarta.

Mengenang Jasa Sang Panglima

dsc_0671_e2J.JPG
Replika kapal dagang kolonial Belanda (c) Ika Septiyani/Travelingyuk

Museum ini beralamat di Jalan Taman Fatahillah No 1, Pinangsia, Kecamatan Taman Sari, Jakarta Barat, 11110. Bangunannya berada di kawasan wisata Kota Tua Jakarta. Nama Fatahillah digunakan untuk mengenang jasa Sang Panglima asal Demak, pendiri kota Jayakarta yang juga berjasa mengusir Portugis dari Sunda Kelapa.

Bangunan Sarat Sejarah

museum fatahillah
Lukisan kehidupan di masa kolonial Belanda (c) Ika Septiyani/Travelingyuk

Museum yang diresmikan pada 30 Maret 1974 oleh Gubernur Ali Sadikin ini menempati bangunan yang dulunya merupakan bekas Balai Kota Batavia. Mengusung gaya neoklasik, gedungnya mulai dibangun pada 1627 pada masa pemerintahan Gubernur Jendral J.P. Coen.

museum fatahillah
Salah satu sudut museum (c) Ika Septiyani/Travelingyuk

Gedung ini juga sempat berfungsi sebagai kantor Raad van Justitle (Dewan Pengadilan) dan College van Schepenen (Dewan Kotapraja). Selain itu terdapat sebuah ruangan yang dulunya menjadi penjara utama Batavia. Beberapa tokoh terkenal tercatat pernah mendekam di sini, sebut saja Untung Surapati, Cut Nyak Dien, dan Pangeran Diponegoro.

museum fatahillah
Ruangan penyiksaan tawanan (c) Ika Septiyani/Travelingyuk

Para tahanan biasanya akan merasakan penderitaan luar biasa, terendam dalam air ketika laut sedang pasang. Tak heran jika konon penghuni penjara ini sering berada dalam kondisi mengenaskan.

Simpan Beragam Koleksi Bersejarah

img_1075_fUC.JPG
Ruang Tarumanagara (c) Ika Septiyani/Travelingyuk

Museum Fatahillah menyimpan tak kurang dari 23.500 koleksi barang bersejarah, baik dalam bentuk asli maupun replika. Semuanya berasal dari Museum Jakarta Lama yang sebelumnya beralamat di Jalan Pintu Utara No 27, titik yang saat ini ditempati Museum Wayang .

museum fatahillah
Ruangan berhiaskan lukisan jaman kolonial (c) Ika Septiyani/Travelingyuk

Semua koleksi di sini dibagi dalam beberapa ruangan, sesuai periode asalnya. Teman Traveler yang menyukai wisata bernuansa sejarah wajib mampir ke sini.

Pelataran Luas

img_1111_yZ9.JPG
Pelataran museum (c) Ika Septiyani/Travelingyuk

Komplek museum juga memiliki pelataran luas seperti yang ada di gerbang masuk kawasan Kota Tua. Area ini sering dipakai anak muda atau mahasiswa untuk berlatih dance maupun drama musical. Selain itu, tempatnya memang tawarkan suasana nyaman, baik untuk belajar sejarah maupun sekedar berkunjung bersama keluarga.

Tiket Murah Meriah

img_20190901_135030_6kM.jpg
Tiketnya cukup murah (c) Ika Septiyani/Travelingyuk

Tiket masuk museum ini cukup murah, hanya berkisar Rp5.000-an per orang. Dengan harga segitu Teman Traveler sudah bisa puas berkeliling sambil belajar sejarah Jakarta.

Tak sedikit turis asing dari berbagai negara mampir ke sini. Mereka umumnya tampak antusias mempelajari sejarah ibu kota, lantaran ada banyak penjelasan yang dicantumkan dalam Bahasa Inggris.

Itulah sedikit pengalaman saya jalan-jalan di Museum Fatahillah. Jika Teman Traveler sedang menjelajah wisata Jakarta dan punya minat tinggi terhadap kisah masa lalu ibu kota, tak ada salahnya sempatkan mampir ke sini.

Advertisement
Tags
Indonesia Jakarta kontributor Museum Fatahillah Travelingyuk Wisata wisata jakarta
Share