Pulau Onrust, Si Mungil yang Tak Pernah Beristirahat

Advertisement

Dari sekian banyak pulau yang menjadi bagian gugusan Kepulauan Seribu, Pulau Onrust bisa jadi menyimpan paling banyak sejarah. Perannya cukup besar semasa kolonial Belanda dan jejak terkait hal tersebut masih bisa dilihat hingga kini. Penasaran? Yuk, simak ulasannya.

Disebut Juga Pulau Kapal

pintu_masuk_Lqt.jpg
Papan nama ini dapat ditemukan di dermaga masuk (c) Alfis Yulian/Travelingyuk

Selama masa pendudukan Belanda, rakyat sekitar kerap menyebut Onrust sebagai Pulau Kapal. Hal tersebut lantaran kawasan ini sering sekali dikunjungi kapal-kapal bangsa Eropa sebelum melanjutkan perjalanan menuju Batavia.

Tak heran jika di dalam pulau ini terdapat banyak peninggalan arkeologi dari era penjajahan Belanda. Teman Traveler juga bakal mendapati sebuah rumah utuh yang kini dijadikan Museum Pulau Onrust.

Tak Pernah Istirahat

batu_pengesahan_WW1.jpg
Ukiran batu di tengah area pulau (c) Alfis Yulian/Travelingyuk

Nama ‘Onrust’ sendiri diambil dari Bahasa Belanda yang berarti ‘tidak pernah beristirahat’ atau ‘unrest’ dalam Bahasa Inggris. Namun demikian, ada sumber lain yang mengatakan bahwa sebutan ini diambil dari nama seorang penghuni pulau yang masih keturunan bangsawan Belanda, yakni Baas Onrust Cornelis van der Walck.  

Onrust sendiri terletak tak jauh dari Jakarta. Dari kawasan Marina Ancol, Teman Traveler bisa menyebrang dalam 15-20 menit dengan menggunakan kapal cepat. Kalian juga bisa berangkat dari Dermaga Muara Kamal dengan jarak tempuh kurang lebih 20 menit.

Menurut sejarah, antara 1911 hingga 1933 Belanda sempat menjadikan pulau ini sebagai pusat penanganan penyakit tuberkulosis (TBC).  

Barak Karantina Haji

barak_karantina_haji_tQh.jpg
Papan penjelasan yang ada di sekitaran Barak Karantina Haji (c) Alfis Yulian/Travelingyuk

Pulau ini juga sempat jadi tempat karantina haji sebelum pulang ke rumah. Mereka dikelompokkan bukan karena penyakit, namun lantaran VOC tak ingin para jemaah yang jumlahnya mencapai puluhan ribu orang menyebarkan semangat melawan kolonial di Tanah Air. 

Pemerintah Hindia Belanda lantas membangun barak–barak untuk tempat tinggal para jamaah haji. Jumlahnya mencapai sekitar 35 unit dan dapat menampung sekitar 3.500 orang. Sayang, kini hanya tersisa puing-puingnya saja.  

Rumah Sakit

bekas_rumah_sakit_Lws.jpg
Salah satu sisa-sisa bangunan rumah sakit (c) Alfis Yulian/Travelingyuk

Selain barak, VOC juga menyediakan fasilitas rumah sakit, lengkap dengan para dokter dan staff. Jika ada jamaah meninggal semasa karantina, jenazahnya akan dibawa dengan Kapal Onrust ke Pulau Sakit, kini bernama Pulau Bidadari atau Kelor, untuk dimakamkan.    

Komplek Makam Belanda

makam_belanda_b2l.jpg
Gerbang masuk ke area makam Belanda (c) Alfis Yulian/Travelingyuk

Komplek pemakaman ini telah ada sejak jaman VOC berkuasa di Pulau Onrust, sekitar abad 17-18. Kurang lebih ada 40 nisan kubur tersisa di sini. Sebagian besar merupakan milik orang-orang belanda yang meninggal di usia muda akibat penyakit tropis.

makam_GwR.jpg
Deretan nisan (c) Alfis Yulian/Travelingyuk

Meski sempat menjadi galangan kapal dan benteng pertahanan aktif selama Abad ke-17 hingga 18, kawasan Pulau Onrust diduga bukan merupakan wilayah pemukiman yang sehat.  

Museum Onrust

museum_XGw.jpg
Salah satu bagian museum (c) Alfis Yulian/Travelingyuk

Onrust juga memiliki sebuah museum yang menempati salah satu bekas bangunan rumah sakit. Di sini Teman Traveler bisa saksikan beberapa peninggalan arkeologi unik, mulai dari keramik, batu bata, pipa gouda, dan aneka benda logam.   

keramik_A9Y.jpg
Koleksi pecahan keramik (c) Alfis Yulian/Travelingyuk
museum2_naa.jpg
Lorong di dalam museum (c) Alfis Yulian/Travelingyuk

Itulah sekilas ulasan mengenai beberapa objek wisata sejarah yang ada di Pulau Onrust, Kepulauan Seribu. Ternyata cukup banyak ya Teman Traveler, jejak peninggalan Belanda di kawasan mungil ini. Jika kalian sedang menjelajah wisata Jakarta dan sekitarnya, jangan lupa mampir ke sini ya.

Advertisement
Tags
Jakarta kontributor Travelingyuk wisata jakarta
Share