Warung Dhahar Blora, Coba Kikil Kuah Pedas yang Khas Banget

Advertisement

Menyantap kuliner kikil memang enak. Apalagi di tempat yang memiliki cuaca sedikit panas semakin menambah kenikmatan sajian kuliner yang satu ini. Di Cepu Jawa Tengah, ada tempat vintage dengan masakan kikil merconnya. Tempat ini sedang hits di kalangan anak muda setempat karena keunikan tempat makannya menggunakan kayu tua unik.

Angkringan Gharru Allas (c) Mei Indriani/Travelingyuk

Warung Dhahar/Angkringan Gharru Alas berlokasi di Jl. Tuk Buntung Sidomulyo, Cepu Kabupaten Blora Jawa Tengah. Tempatnya selalu ramai pengunjung dalam kota maupun luar kota. Terutama di kalangan anak muda. Untuk menuju ke sini, dari taman seribu lampu ambil ke arah barat sedikit sampai menemukan taman Tuk Buntung dan ikuti jalur satu arahnya kurang lebih 100 meter. Warung ini mudah dijumpai karena bangunannya yang beda dari yang lain.

Area makan utama (c) Mei Indriani/Travelingyuk

Memasuki area makan yang pertama dari Gharru Alas, kita akan dibuat takjub akan penggunaan pilar-pilar kayu bekas berukuran besar yang masih kokoh dengan beberapa lubang tampak dibiarkan alami.

Banyak aksesoris yang berhubungan dengan sapi (c) Mei Indriani/Travelingyuk

Hiasan-hiasan patung maupun furniture juga banyak memanfaatkan
sisa penggunaan alat kegiatan sehari-hari seperti bekas dari pembajak sawah  yang di tarik sapi, kalung sapi usang, jendela dan pintu bekas, lemari kayu kuno kecil yang berlubang, Roda bekas andong hingga lampu-lampu kuno dari yang masih berfungsi hingga yang mati pun tak luput ada di tempat ini pula.

Meja panjang dari sampan (c) Mei Indriani/Travelingyuk

Terdiri dari 5 bagian tempat makan, semuanya memiliki keunikan sendiri, seperti meja panjang berkayu tebal yang dibentuk menyerupai sampan kecil, atau ke ruang sebelahnya yang menggunakan pilar kayu utuh yang hanya dibuang kulitnya. Saya sendiri baru pertama kali ketempat ini, tertarik mampir karena ramainya pengunjung yang sangat nampak dari luar.

Salah satu hiasan patung pada Gharru Allas (c) Mei Indriani/Travelingyuk

Karena angkringan, menu yang disajikan hampir mirip dengan angkringan tempat lain pada umumnya dan dari semua menu saya langsung ingin mencoba kikil merconnya.

Cabainya mengintimidasi (c) Mei Indriani/Travelingyuk

Pelayanan disini sangat cepat dan dalam sekejap pesanan saya sudah siap untuk di santap. Tempat yang saya pilih sedikit redup pencahayaannya jadi harus sedikit memilah antara cabai dengan kikil, karena saat sajian ini disajikan hidung saya tersengat aroma cabai yang kuat.

Rasa kuahnya sangat kaya akan rempah-rempah (c) Mei Indriani/Travelingyuk

Saat icip kuah nya terasa sangat segar dan pedas dengan bumbu rempah yang kaya, sangat khas. Untuk kikil nya juga tidak terlalu keras dan tidak terlalu empuk pula, tapi ini yang penting adalah tidak berbau kikil sehingga terasa nyaman ketika menikmatinya.

Aroma gurih pedas menyatu pada sajian (c) Mei Indriani/Travelingyuk

Untuk rasa kuah nya memang juara. Bahkan saat nasi sudah habis pun kuah kikil mercon yang masih tersisa saya sendok perlahan sampai habis sambil mengecap rasanya yang lezat dan segar bercampur pedas.

Kepala sapi pun tak luput dari tempat ini (c) Mei Indriani/Travelingyuk

Memang pantas kalau tempat makan ini ramai, mau sekedar nongkrong atau makan berat pun sama-sama-sama enak dan nyaman.

Bagi sobat kuliner yang penasaran akan tempat vintage dengan sajian yang memanjakan lidah ini,saya sarankan untuk datang menjelang sore agar dapat menikmati keunikan bangunan dan hiasan pada warung ini yang banyak menggunakan kayu dan material bekas serta menghindari mata lelah karena pencahayaan yang redup dan penggunaan lampu warna-warni. Baik tempat maupun sajian kulinernya memang sangat sayang untuk dilewatkan.  

Advertisement
Tags
kuliner blora
Share